Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan |
Pada hari Jumat, 23 Mei 2013, Paduan Suara Universitas Kristen Maranatha atau akrab disapa PSM-UKM menggelar konser tahunannya kembali. MCUC (Maranatha Christian University Concert) kembali dengan konser yang bertajuk "The Colours of Music". Sebanyak 40 penyanyi tampil dengan memukau pada malam itu. Suara yang lembut dari para penyanyi memenuhi ruangan Gereja Santa Perawan Maria Sapta Kedukaan yang berlokasi di Jalan Pandu no. 4, Bandung. Konser tersebut dimulai sekitar pukul 19.30 WIB lebih. Pentonton sudah banyak yang mengantri untuk mendengarkan MCUC.
Programme Book |
Konser ini terdiri dari 2 sesi. Sesi 1 terdiri dari lagu-lagu Musica Sacra dan sesi 2 terdiri dari lagu-lagu Sekuler. Berikut ini adalah program yang dibawakan oleh MCUC.
Session 1
Haec Dies - William Byrd
Virga Jesse - Anton Bruckner
Pater Noster - Javier Busto
Ave Maris Stella - Trond Kverno
Salve Regina - Lars Jansson, arr. by Gunnar Erikson
Caritas et Amor - Z. Randall Stroope
The Conversion of Soul - Z. Randall Stroope
Benedictio - Urmas Sisask
Jubilate Deo - Johannes Matthian Michel
Session 2
Hope, Faith, Live, Love - Eric Whitacre
I Thank You God for This Amazing Day - Eric Whitacre
Kruhay - Sir Benny Castillon
Dum Belle - Boy Delarmente
Michelle - Grayston Ives
In My Life - Steve Zegree
With A Little Help from My Friends - Peter Gritton
Summer Time - Roderick Williams
I Can Tell the World - Moses Hogan
Circle of Life - Fidel Calalang Jr.
Konser ini menggambarkan keindahan dari lagu-lagu yang ditulis mulai dari zaman dahulu sampai sekarang. Mulai dari lagu zaman Renaissans sampai kepada Kontemporer, dari Sakra sampai Sekuler, semuanya dibawakan dengan baik pada malam itu. Tidak hanya bernyanyi, mereka juga dapat melakukan koreografi untuk menambah indahnya konser pada malam itu.
Conductor MCUC, Bambang Jusana, lebih memilih program lagu kontemporer untuk dibawakan pada konser ini. Hal ini dapat dilihat dengan hanya 1 lagu Renaissans dan 1 lagu Romantik saja yang dibawakan sebagai pembuka konser. Sesi 1 ditutup dengan lagu Jubilate Deo yang menarik dan easy listening menambah keinginan penonton untuk mendengarkan sesi 2.
Lagu-lagu kontemporer membawa gerakan yang dinamis bagi paduan suara tersebut. Terutama sesi kedua, dimulai dengan lagu dari Three Songs of Faith yang merupakan karya dari komposer Eric Whitacre. 2 dari 3 lagu dibawakan dengan baik pada konser tersebut. Mood lagu pada sesi kedua berubah pada saat pertengahan karena MCUC membawakan lagu-lagu bergenre Jazz. Konser pada malam itu ditutup dengan lagu Circle of Life yang ramai dengan mengundang riuh tepuk tangan dari penonton.
Akhirnya, Bambang Jusana menambahkan 2 lagu encore untuk memenuhi hasrat penonton untuk mendengarkan kembali suara dari MCUC. Lagu pertama encore merupakan lagu Folklore yang berjudul Badminton. Di sini mereka menari dan memerankan lakon 2 orang yang sedang bertanding badminton dengan segala daya upayanya. Lagu berikutnya merupakan lagu dari Filipina yang saya suka yaitu Ikaw Lamang yang menceritakan cinta seseorang kepada kekasihnya.
Akhirnya, seperti kebanyakan konser paduan suara, konser tersebut ditutup dengan pemberian bunga kepada seluruh pendukung acara.
Sedikit quote tentang musik untuk menambah kecintaan terhadap paduan suara :)
I Can Tell the World - Moses Hogan
Circle of Life - Fidel Calalang Jr.
Konser ini menggambarkan keindahan dari lagu-lagu yang ditulis mulai dari zaman dahulu sampai sekarang. Mulai dari lagu zaman Renaissans sampai kepada Kontemporer, dari Sakra sampai Sekuler, semuanya dibawakan dengan baik pada malam itu. Tidak hanya bernyanyi, mereka juga dapat melakukan koreografi untuk menambah indahnya konser pada malam itu.
Conductor MCUC, Bambang Jusana, lebih memilih program lagu kontemporer untuk dibawakan pada konser ini. Hal ini dapat dilihat dengan hanya 1 lagu Renaissans dan 1 lagu Romantik saja yang dibawakan sebagai pembuka konser. Sesi 1 ditutup dengan lagu Jubilate Deo yang menarik dan easy listening menambah keinginan penonton untuk mendengarkan sesi 2.
Lagu-lagu kontemporer membawa gerakan yang dinamis bagi paduan suara tersebut. Terutama sesi kedua, dimulai dengan lagu dari Three Songs of Faith yang merupakan karya dari komposer Eric Whitacre. 2 dari 3 lagu dibawakan dengan baik pada konser tersebut. Mood lagu pada sesi kedua berubah pada saat pertengahan karena MCUC membawakan lagu-lagu bergenre Jazz. Konser pada malam itu ditutup dengan lagu Circle of Life yang ramai dengan mengundang riuh tepuk tangan dari penonton.
Akhirnya, Bambang Jusana menambahkan 2 lagu encore untuk memenuhi hasrat penonton untuk mendengarkan kembali suara dari MCUC. Lagu pertama encore merupakan lagu Folklore yang berjudul Badminton. Di sini mereka menari dan memerankan lakon 2 orang yang sedang bertanding badminton dengan segala daya upayanya. Lagu berikutnya merupakan lagu dari Filipina yang saya suka yaitu Ikaw Lamang yang menceritakan cinta seseorang kepada kekasihnya.
Akhirnya, seperti kebanyakan konser paduan suara, konser tersebut ditutup dengan pemberian bunga kepada seluruh pendukung acara.
Sedikit quote tentang musik untuk menambah kecintaan terhadap paduan suara :)
“Nowadays what isn't worth saying is sung.”
-Pierre Augustin Caron de Beaumarchais, Le Barbier de Séville-
No comments:
Post a Comment